Macam-Macam Teknik Penilaian Hasil Belajar


TEKNIK-TEKNIK PENILAIAN HASIL BELAJAR

·         Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tanggal 11 Juni 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan atau di luar kegiatan pembelajaran atau tes kinerja. Sedangkan Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan atau proyek.

·         Macam-macam teknik penilaian hasil belajar antara lain :
a.       Tes
Teknik penilaian hasil belajar berupa tes, terdiri dari :
1.      Tes tertulis
Tes tertulis ini merupakan tes buatan guru, bukan standardized test. Tes tertulis memiliki 2 macam bentuk tes, yakni :
a.       Tes subjektif
Merupakan tes yang umumnya berbentuk uraian atau essai. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa, bandingkan, bagaimana, simpulkan, dan sebagainya. Soal-soal bentuk essai tidak banyak, hanya sekitar 5-10 soal dalam waktu kira-kira 90 s/d 120 menit. Tes essai menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.
b.      Tes objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Jumlah soal tes objektif lebih banyak daripada jumlah soal pada tes essai.
Macam-macam tes objektif antara lain :
1.      Tes benar-salah (true-false)
Bentuk soal pada tes ini adalah berupa pernyataan benar dan pernyataan salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu betul menurutnya dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah.
2.      Tes pilihan ganda (multiple choice)
Terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau terdiri dari bagian keterangan dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif(options). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh(distractor).
3.      Menjodohkan (matching test)
Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalm seri jawaban. Tugas murid adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya.
4.      Tes isian (Completion test)
Tes isian atau tes melengkapi terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid . Bagian-bagiannya yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah merupakan pengertian yang kita minta dari murid.

2.      Tes lisan
3.      Tes praktik/ unjuk kerja
Penilaian unjuk kerja/praktik merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan atau kinerja siswa dalam melakukan sesuatu. Cara penilaian ini lebih otentik daripada tes tertulis karena bentuk tugasnya lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya.


b.      Observasi
Observasi adalah suatu teknik penilaian hasil belajar dengan jalan observasi hasil belajar peserta didik. Teknik penilaian observasi sangat baik dari segi validitas data, namun sulit dilakukan apabila jumlah peserta didiknya banyak. Tujuan observasi adalah untuk merekam atau mengumpulkan informasi gejala-gejala, baik yang berupa fakta maupun perlakuan dalam situasi yang sesungguhnya. Dilihat dari kerangka kerjanya, obervasi dibedakan menjadi 2 , yakni :
1.      Observasi berstruktur
Semua aktivitas petugas observasi telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor-faktor yang telah diatur kategorisasinya.
2.      Observasi tak berstruktur
Semua aktivitas petugas obervasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri.
Bila dilihat dari pelaksanaannya, observasi dapat ditempuh melalui 3 cara :
1.      Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diukur atau diselidiki
2.      Obervasi tidak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik mengenai teknik penilaian maupun alat ukurnya.
3.    Observasi partisipan, yaitu, observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.

Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan atau di luar kegiatan pembelajaran atau tes kinerja.

c.       Penugasan
Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan atau proyek. Penilaian melalui penugasan dilakukan terhadap suatu tugas atau penyelidikan yang dilakukan siswa secara individual atau kelompok untuk periode tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Teknik penilaian penugasan dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan siswa dalam bidang tertentu, mengetahui kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan itu dalam penyelidikan tertentu, dan mengetahui kemampuan siswa dalam menginformasikan subjek tertentu secara jelas.




DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsinih.2009.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara.
Adriansyah.2011.Penilaian.(Online).(http://www.sman13jkt.sch.id/index.php/kurikulum/120-penilaian, diakses 18 Maret 2012)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Komentar

Posting Komentar